Belajar Patchwork Otodidak

Karya Patchwork kedua

 

Karya Patchwork kesatu

Mungkin karena passion saya nggak jauh dari jarum dan kain, jadi tiap lihat handmade product dari kain pasti bawaannya pengen :D 

Kalau flanel kan sudah jadi bagian dari pekerjaan rutin, nah kalau patchwork ini selalu bikin penasaran. 

Kreasi patchwork kan tidak pernah ada yang murah! Malah di Inacraft saya pernah tanya harga bedcover Patchwork & Quilting mencapai harga 11 juta!!! It's really wooow kan? Tapi wajar banget lho...karena bikinnya gak gampang, butuh ketelatenan dan ketelitian tingkat tinggi! Udah gitu harga alat-alatnya itu....mmuuuuaaaahaaallnya minta ampun! Karena hampir semua alat patchwork & quilting itu masih import. Benangnya pun juga spesial karena kalau benang lokal belum ada yang bisa menandingi kekuatan benang import. Itulah yang memancing rasa penasaran saya untuk "wajib" bisa bikin sendiri demi memuaskan naluri...hehehe...

Ternyata memulainya nggak semudah yang saya bayangkan. Tanpa alat-alat profesional, membuat saya harus memaksimalkan akurasi presisi dari tiap pieces kain perca yang saya gunting. Saya menjahitnya tanpa mesin jahit alias handquilting. Mengapa? Karena handquilting terbukti lebih kuat lama kualitas jahitannya dan feel's nya lebih dapet kalau kita mengerjakannya tanpa mesin jahit. Itu menurut para pakarnya :p

Sempat putus asa dan berniat ikut kursusnya...tanya sana sini belum nemu kursus yang "murah". Minimal butuh 600 ribu rupiah untuk bisa "mencuri" teknik patchwork & quilting dari pakarnya.

Apa daya?? Nggak ada rotan akar pun jadi...hehehe...belajar otodidak dulu aja.

Not so bad....:D Hasil otodidak seperti  foto-foto di atas....masih basic banget tapi cukup puas...dan hasil karya pertama saya pakai untuk tatakan pin cushion di meja kerja saya dan karya kedua untuk taplak hias rak display di salah satu sudut ruang kerja saya.

Obsesi berikutnya? Hmmm.....ditunggu aja ya...

Pesan saya: Pantang menyerah sebelum mencoba! Otodidak juga bisa asal kita serius :) 

Happy crafting, friends ^ ^