.quickedit{ display:none; }
dari Devy oleh Devy untuk teman-teman ^_^

Minggu, 11 September 2011

Gengsiku Ada di Merek Tasku

Saya tergelitik untuk beropini kembali setelah membaca Harian Kompas Edisi Minggu 11 September 2011 yang judulnya : "Hasrat Dalam Kemewahan Tas". Dalam artikel itu diungkap bagaimana status sosial para sosialita jaman sekarang bisa diukur dari merek tas yang dijinjingnya. Woooowww!!! Jadi kesimpulannya makin keren merek tas itu, makin mahal harganya dan tentunya wajib pakai merek yang original, maka identik dengan makin tingginya status sosial seseorang alias makin tajir!

Mungkin bagi kita yang tidak tergabung dalam komunitas mereka, kita akan menganggap bahwa mereka sungguh tidak rasional membeli tas dengan harga selangit! Bayangkan saja, untuk tas original dengan merek ternama seperti Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Balenciaga dll dipatok harga mulai 1 juta rupiah sampai ratusan juta rupiah! Itu untuk yang benar-benar original yaaa....bukan yang abal-abal....hmmmm...kalau kita yang tidak tergabung dalam komunitas elite itu pasti kita berpikirnya mendingan duit segitu dikasih ke gw aja kali yeee...atau bagi yang punya kepekaan sosial tinggi akan berpikir mending duit segitu buat disumbangin ke sesama yang membutuhkan...

Tapi ternyata, bagi mereka para sosialita, menenteng tas bermerek bukan sekedar menunjang penampilan tapi juga menunjang derajat dan status (pastinya) dan menunjang bisnis! Ada yang beralasan jika mau berbisnis besar, supaya deal, penampilan dari ujung rambut sampai ujung kaki harus diperhatikan. Termasuk merek tas yang ditenteng. Katanya, jika pakai yang abal-abal...kita akan dipandang sebelah mata oleh partner bisnis kita alias mereka akan meragukan kredibilitas kita. Sampe segitunya yaaa?? hehehe.....

Ada juga yang beralasan, tidak ada ruginya membeli tas bermerek original dengan harga selangit itu karena ada "nilai investasinya". Oyaa?? Iya...karena tas itu bisa dijual lagi dan nantinya sebagai produk second (tas bekas) harganya juga masih bisa dibilang "bagus" lho...alias penurunan harganya masih logis, tidak anjlok-anjlok banget. Hehehe...bisa jadi alternatif emas kan??? ^_^

Yaaah...apapun alasannya, bagi saya pribadi (boleh donk saya beropini...^_^) membeli tas bermerek sah-sah aja. Memang sih...ada rupa ada harga. Biasanya tas bermerek itu mahal karena memang bahan dan kualitasnya super punya! Malah kalau memang punya duit untuk beli tas bermerek sebaiknya ya jangan beli yang abal-abal donk....kan kita juga mesti menghargai hak karya cipta produsennya. Tapi alangkah lebih bijaksananya kalau kita menjadi diri kita sendiri, bangsa kita sendiri, dengan berani mengangkat derajat produk dan desain bangsa Indonesia. Saya pikir, para desainer Indonesia juga bisa lho bersaing dengan desainer asing. Pastinya harga akan lebih murah, karena sesungguhnya harga mahal tas import itu bukan semata karena bahan dan kualitasnya saja yang mempengaruhi, tapi juga biaya importnya yang membuat mahal.

Ciptakan citra diri yang PeDe dengan produk Indonesia sehingga partner bisnis pun akan segan terhadap kita tanpa kita perlu berdandan "over".
Selalu melihat ke atas itu juga tidak baik. Karena masih banyak sesama kita yang hidupnya tidak seberuntung kita. Berempati tidak hanya berarti harus selalu memberi dalam bentuk materi, tapi juga menjaga citra diri kita dan menghargai perasaan orang lain.

Setidaknya itu pendapat saya lho yaaaa....tidak ada maksud dan niat mendiskreditkan komunitas tertentu. Kita semua sama koq...sama-sama manusia ciptaan Tuhan ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar